Monday, January 11, 2010

Sulitnya Mencari Cindermata Khas Cilegon

Awal Januari lalu acara arisan keluarga diadakan di Cilegon. Walaupun tidak seluruh peserta dari Bandung datang, cukup ramai juga acaranya. Setelah acara arisan, keesokan harinya diisi dengan wisata pantai ke Anyer. Jauh-jauh dari Bandung belum
lengkap kalau tidak berenang di laut sekaligus acara tukar kado. Apa yang harus kami bawa yang menggambarkan sesuatu mengenai Cilegon? Makanan khas cilegon Cukup banyak, tapi kami butuh sesuatu yang dapat dijadikan kenang-kenangan. Pikir punya pikir, Plaza Cilegon Mandiri menjadi pilihan. Tidak ada pengunjung lain selain kami sekeluarga. Mungkin karena bertepatan tahun baru 2010 dimana banyak warga yang menghabiskan liburannya ke tempat wisata. Walaupun koleksinya cukup beragam, kurang tersedia kerajinan tangan yang membuat orang tahu bahwa itu berasal dari Cilegon,. Celengan bambu cukup eksotik tapi tidak sedikitpun menunjukkan wajah Cilegonnya. Terlalu polos. Sekedar tulisan CILEGON mungkin cukup mewakili. Senjata tajam seperti golok atau pisau sepertinya kurang pas untuk acara keluarga. Ditambah lagi anggaran yang tidak boleh lebih dari Rp 10.000 mempersulit untuk menentukan pilihan. Setelah berputar-putar diruangan yang tidak begitu luas, pilihan jatuh pada tas kerut mungil berukuran sekitar 25cm x 25cm dengan harga Rp 24.000 untuk empat buah tas. Dengan kata lain tas itu dibandrol hanya Rp 6000 per buah. Cukup murah. Andai ada sedikit sentuhan sulam atau bordir kata CILEGON atau KOTA BAJA, dihargai dua kali lipat pun masih cukup wajar karena bahannya cukup bagus. Satu hal yang menjadi catatan adalah kurangnya pelayanan. Sekedar ucapan selamat datang atau seulas senyum kepada pengunjung pun tidak ada. Lebih parah lagi pegawai laki-lakinya, merokok diruang ber AC. Mudah-mudahan Disbudpar Kota Cilegon dapat lebih serius menangani pengelolaan dan pelayanan di Plaza Cilegon Mandiri, serta menggali lebih banyak lagi kerajinan tangan khas Cilegon untuk cindera mata sehingga dapat menjadikan Plaza Cilegon Mandiri sebagai salah satu ikon Kota Cilegon. Sayang sekali wisatawan yang menggunakan bis besar tidak dapat mengunjungi Plaza ini karena pembatasan jenis kendaraan yang diperbolehkan memasuki jalan protokol dan kendaraan-kendaraan keluarga yang langsung diarahkan menuju gerbang tol.

3 comments:

  1. Btw, Cilegon skrg berkembang dengan cepat ya :D

    ReplyDelete
  2. amat sangat cepat, sampai-sampai pemerintah daerah kewalahan mengimbanginya. sehingga sampai saat ini cilegon belum memiliki subterminal untuk angkot dan alun-alun kota yang bisa dimanfaatkan untuk aktifitas massal warganya.

    ReplyDelete